Jumat, 28 Oktober 2011

LAPORAN MINGUAN PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK PERAH PEMERIKSAAN PEMALSUAN SUSU


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Susu biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lain untuk konsumsi manusia.Semua orang di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai orang yang sudah lanjut usia.
Susu tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi yang seimbang. Susu disusun oleh zat utama yang berupa air, protein, lemak, karbohidrat, mineral – mineral dan vitamin-vitamin. Susu terdiri dari air 87,9% dan bahan kering 12,1%. Susu adalah minuman bergizi yang mengandung protein 3,2% dan kaya akan mineral kalsium (143 mg/100 g susu). Dengan konsumsi yang masih relatif rendah ini, maka kontribusi susu terhadap intake protein asal ternak adalah 10%  
Susu kaya akan asam amino triptofan. Minum susu secara teratur akan meningkatkan tubuh memproduksi melatonin di malam hari. Melatonin adalah hormon yang sekaligus antioksidan yang membuat tubuh bisa beristirahat. Oleh karena itu minum susu di malam hari sangat dianjurkan agar tubuh kita bisa tidur dengan nyenyak dan keesokan harinya bisa melakukan aktivitas rutin.

Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum pemeriksaan pemalsuan susu ini adalah untuk mengetahui kemurnian suatu susu dengan melihat pembuktian penambahan air, penambahan santan secara mikroskopik, pembuktian penambahan pati secara kimia dan mikroskopik dan penambahan susu masak dengan uji storch dan penambahan formalin.
Manfaat dari praktikum ini yaitu, dengan adanya praktikum kita bisa mengetahui apakah susu tersebut murni atau sudah di palsukan.



TINJAUAN PUSTAKA

Pembuktian penambahan air
Berat jenis susu normal adalah 1,0280 – 1,0320 dengan penambahan air pada susu maka berat jenis susu, kadar lemak,  dan bahan kering susu akan turun, setiap kenaikan atau penurunan suhu 10C maka dilakukan penyesuaian koefisien mutu susu. (Basya. 2000).
Pembuktian penambahan santan secara mikroskopik
Penambahan santan pada susu akan terlihat adanya lemak susu yang heterogen. Normal susu berkisar antara 3- 8% ( Siregar. S. B. 2003).
Penambahan pati kedalam susu dapat di lihat dengan adanya gumpalan lemak –lemak pada permukaan susu yang di letakkan pada gelas serta susu terlihat lebih pekat. ( Davendra. 2001).
Pembuktian penambahan pati secara kimia
Dengan adanya penambahan pati kedalam susu maka akan terbukti dengan adanya perubahan bentuk warna susu menjadi warna biru.(Hadiwiyoto.1983)
Susu yang mengandug pati apabila di campurkan dengan larutan lugol akan berwarna biru tetapi bila berwarna kuning maka susu tersebut negatif.(Wahyu.J.1985).
Pembuktian Penambahan Susu Masak Dengan Uji Storch
Jika susu yang sudah di masak di campur dengan larutan seperti paraphenildiamin atau pun lainnya maka susu akan tetap berwarna putih. (Williamso. G. 1993).
Jika susu di panaskan sampai mendidih maka susu akan pecah, pada susu yang rusak maka butiran protein akan menurun stabilitasnya, susu mentah dan susu yang belum mengalami pemanasan berubah warnanya menjadi biru. (Soewedo. 1997).





MATERI DAN METODA

             Waktu dan Tempat
Praktikum pemeriksaan pemalsuan susu ini dilaksanakan pada hari sabtu 27 November 2010. dimulai pada pukul 14.00 hingga selesai. di Laboratorium Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.

            Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan pemalsuan susu yaitu: laktodensimeter, termometer, Formalin, Phenolpthaline, Asam Klorida, pipet tetes, labu erlemeyer 250ml dan 500ml,  busen, penangas air, gelas ukur 100ml dan 250ml. mikroskop, objek gelas, larutan hidrogen peroksida, larutan asam asetat, larutan lugol, corong, kertas saring dan susu.
             
            Cara Kerja
Pembuktian Penambahan Air
Pembuktian penambahan air kedalam susu di lakukan melalaui pengukuran berat jenis. Berat jenis susu berkisar antara 1,0280 – 1,0320. Dengan penambahan air atau whey, maka berat jenis akan turun.
Pembuktian Penambahan Santan Secara Mikroskopik
Bersihkan gelas objek lalu teteskan satu tetes susu dan tutup dengan gelas penutup lihat dengan pembesaran objektif 10X dan 45X. Tampak dibawah mikroskop butir-butir lemak susu homogen, sedangkan butir-butir lemak nabati lebih besar dari lemak susu.
Pembuktian penambahan pati secara kimia
Masukkan 10 ml sampel susu kedalam tabung reaksi, tambahkan 0,5 ml asam asetat. Panaskan tabung dan sampel susu disaring, kedalam filtrate teteskan 4 tetes glugol, apabila positif mengandung pati, maka warna filtrate menjadi biru, bila berwarna kuning artinya negatif, dan bila warna hijau reaksi masih di ragukan.


Pembuktian Penambahan Pati Secara Mikroskopik
Didalam preparat natif dari sampel susu yang di lihat di bawah mikroskop akan terlihat butir-butir amilum yagn di tandai dengan inti yang konsentris.
Pembuktian Penambahan Susu Masak Dengan Uji Storch
Masukkan 5 ml sampel susu kedalam tabung reaksi, tambahkan 2 tetes larutan paraphenildiamin 2%, tambahkan 1 sampai 4 tetes larutan hidrogen peroksida, susu mentah dan susu yang belum mengalami pemanasan berubah warnanya menjadi biru. Susu yang di panaskan pada 77-800C tetap berwarna putih
Pembuktian Penambahan Formalin
Masukkan 2 ml sampel susu kedalam tabung reaksi, tambahkan 10ml larutan asam klorida yang mengandung besi. Panaskan dan biarkan 1 menit dalam suhu mendidih, bila mengandung formalin, maka akan tampak warna ungu.





















HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuktian penambahan air
Gelas
Suhu
Berat jenis
Keterangan
Hasil
A
280C
1,016
Penambahan air
Susu lebih encer
B
290C
1,014
Penambahan santan
Susu lebih pekat
C
280C
1,022
Penambahan pati
Adanya endapan pada gelas
D
280C
1,046
Panambahan formalin
Warna tidak berubah tapi bau menyengat
E
280C
1,024
Susu murni
murni
                 
                  Dari pengamatan tabel di atas bahwa susu terlihat encer apabila terjadi penambahan air, yang menyebabkan susu tidak murni lagi. Kemurnian susu dapat di lihat dari berat jenisnya. Berat jenis normal susu berkisar antara 1,0280 – 1,0320. Jika terjadi penambahan air maka berat jenis susu akan turun, hal ini sesuai dengan pernyatan yang menyatakan bahwa berat jenis susu normal adalah 1,0280 – 1,0320 dengan penambahan air pada susu maka berat jenis susu, kadar lemak,  dan bahan kering susu akan turun, setiap kenaikan atau penurunan suhu 10C maka dilakukan penyesuaian koefisien mutu susu. (Basya. 1992).
Pembuktian penambahan santan secara mikroskopik
Gelas
HASIL
A
Terdapat butiran kecil
B
Terdapat butiran besar
C
Penambahan pati
D
Penambahan formalin
E
Murni

Lemak nabati mempunyai ukuran yang lebih besar dari lemak susu. Jika di bawah mikroskop terdapat ukuran lemak yang lebih besar maka lemak tersebut di sebut lemak nabati, jadi pada tabel di atas susu yang mengalami penambahan pati terdapat pada gelas B. Karena pada gelas B tersebut terdapat butiran-butiran yang besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa penambahan santan pada susu akan terlihat adanya lemak susu yang heterogen. Normal susu berkisar antara 3- 8% ( Siregar. S. B. 1995). Penambahan pati kedalam susu dapat di lihat dengan adanya gumpalan lemak –lemak pada permukaan susu yang di letakkan pada gelas serta susu terlihat lebih pekat. ( Davendra. 1995). Hal ini sesuai dengan gambar di bawah ini:
Pembuktian penambahan pati secara kimia
Gelas
Keterangan
Hasil
A
Penambahan air
Berwarna kuning
B
Penambahan santan
Berwarna coklat
C
Penambahan pati
Berwarna biru
D
Penambahan formalin
Berwarna kuning
E
Murni
Berwarna kuning
                 
                  Prinsip pembuktian secara kimia bahwa adanya pati didalam sampel susu akan di buktikan dengan penambahan larutan lugol dan terbentuk warna biru.jadi pada tabel di atas di simpulkan bahwa susu yang mengalami penambahan pada pati terjadi pada gelas C. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa dengan adanya penambahan pati kedalam susu maka akan terbukti dengan adanya perubahan bentuk warna susu menjadi warna biru.(Hadiwiyoto.1983) Susu yang mengandug pati apabila di campurkan dengan larutan lugol akan berwarna biru tetapi bila berwarna kuning maka susu tersebut negatif.(Wahyu.J.1985).








Pembuktian Penambahan Susu Masak Dengan Uji Storch
5 ml sampel susu di masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan dengan 2 tetes larutan paraphenildiamin 2% lalu tambahkan 2 tetes larutan hidrogen peroksida dan warnanya berubah menjadi putih kebiru-biruan, tapi jika menggunakan sampel susu yang di masak maka warnanya tetap yaitu berwarna putih. Jika susu yang sudah di masak di campur dengan larutan seperti paraphenildiamin atau pun lainnya maka susu akan tetap berwarna putih. (Williamso. G. 1993). Jika susu di panaskan sampai mendidih maka susu akan pecah, pada susu yang rusak maka butiran protein akan menurun stabilitasnya, susu mentah dan susu yang belum mengalami pemanasan berubah warnanya menjadi biru. (Soewedo. 1997).


Pembuktian Penambahan formali
Pada uji pembuktian penambahan formalin uji yang di lakukan gagal. Kegagalan ini disebabkan adanya kesalahan teknis dan adanya kesalahan campuran zat-zat tersebut.















PENUTUP

             
             
            Kesimpulan
Dari  praktikum yang telah dilaksanakan, dapat di ambil kesimpulan bahwa  pada pembuktian penambahan air susu tersebut telah encer begitu juga pada penambahan santan secara mikroskopik susu terdapat butiran-butiran besar , pada pembuktian penambahan pati susu mengalami perubahan menjadi warna biru dan pada pembuktian susu masak susu tersebut tidak berubah dan warnanya tetap putih.
             
            Saran
Dari hasil praktikum disarankan kepada pembaca untuk minum susu secara teratur karena akan meningkatkan tubuh memproduksi melatonin di malam hari. Membiasakan diri minum susu dengan zat-zat makanan dengan proporsi yang seimbang akan memberikan dampak positip bagi kesehatan terutama untuk mencegah osteoporosis (kerapuhan tulang).






                                  








DAFTAR PUSTAKA

Basya. S. 2000. Pertumbuhan Dan Produksi Susu Sapi Perah. Bogor; IPB.
Davrendra. 2001. Produksi Sapi Di Derah Tropis. Bogor: Universitas Udayana.
Hadiwiyoto. S. 1983. Hasil-Hasil Olahan. Yogyakarta: Liberty.
Soewedo. 1997. Sapi Perah. Jakarta Penebar Suadaya.
Siregar. S. B. 2003. Penggemukan ;Sapi. Penebar swadaya. Jakarta
Williamso. G. 1993. Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis. Yogyakarta; Gajah mada university press.

Wahyu. J. 1985. Beternak Sapi Perah. Yogyakarta; Gajah mada university press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar