Jumat, 28 Oktober 2011

laporan praktikum produksi ternak perah


PENDAHULUAN


Latar Belakang

Susu biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lain untuk konsumsi manusia.Semua orang di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai orang yang sudah lanjut usia.
Susu terdiri dari bahan kering. Bahan kering ini terdiri dari bahan kering tanpa lemak, lemak dan vitamin A, D, E, dan K. Bahan kering tanpa lemak terdiri dari protein, laktosa, mineral-mineral, vitamin, gas-gas, enzim dan nitrogen non protein.
Pada umumnya susu belum dianggap sebagai makanan manusia. Padahal akndungan bahan makanan yang bagis terdapat di dalam susu. Untuk mengetahui komposisi susu dapat diketahui dari beberapa yaitu dari mengetahui kadar jenis, kadar bahan kering, dan lain-lain.


Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui dan memahami cara menghitung komposisi susu.
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui cara perhitungan komposisi susu.



TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Berat Jenis

Susu didefenisikan sebagai suatu yng tidak dikurangi atau ditambahi sesuatu apapun pada komponennya. (Siregar R.S. 1994)
Metode pengukuran berat jenis bertujuan untuk melihat keadaan kadar berat jenis dalam susu. (Wiliam.G. 1993)

Pengukuran Kadar Bahan Kering

Susu yang dikeringkan pada suhu tertentu, suhu yang tidak stabil, akan mengakibatkan kadar bahan kering susu tersebut tidak konstan. (Mozes. R.1977)

Pengukuran Kadar Lemak dengan Metode Gerber

Air susu dihasilkan melalui suatu proses sekretorit sejati. Bagian awal air susu sapi pada suatu pemerahan mengandung lemak dalam kadar rendah, kira-kira 1%. (Mozes.R.T. 1986)
Susu terdiri dari air dan bahan kering. Bahan kering terdiri dari bahan kering tanpa lemak, lemak, protein, laktosa, mineral-mineral, dan vitamin. (Girisonta. 1980)

Pengukuran Kadar Protein

Susu mempunyai kolostrum yang terdiri dari protein dan lemak, yang mengandung bahan – bahan anti bodi yang melindungi ketahanan tubuh terhadap penyakit. ( Ida bagus. D. 1993 )



MATERI DAN METODA


Waktu dan Tempat

Praktikum Produksi Ternak Perah dilaksanakan pada tanggal 6 November 2010, pada pukul 14.00 s/d selesai di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

            Materi

Pengukuran Berat Jenis
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah susu, laktodensimeter, termometer, gelas ukur 100 ml dan 250 ml, labu erlenmeyer 250 ml dan 500 ml.

Pengukuran Kadar Bahan Kering
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah timbangan analitik skala 0,1 mg, oven temperatur 1020C, eksikator, cawan gelas dengan penutup diameter 5 cm dan susu

Pengukuran Kadar Lemak dengan Meode Gerber
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah H2SO4 pekat (91-92%), amil akohol, butyrometer, pipet otomat 1 ml ± 0,05 ml dan 10 ml, pipet khusus susu (0,75 ml, sentrifus, penangas air dan susu.

Pengukuran Kadar Protein
Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini dengan metodi titrasi formal adalah : larutan NaOH 0,1 N, kalium Oksalat, formalin 35%, Phenopthalein (PP) 2%, Cobalt Sulfat (COSO4­. 7H2O), Rosanilin Klorida 0,01%, aquadest, pipet 1 ml dan 25 ml, labu erlenmeyer, gelas becker 250 ml, buiret dan susu
Metoda

Pengukuran kadar berat jenis metodanya adalah sampel susu dihomogenkan dan cara memindahkannya dari satu erlenmeyer ke erlenmeyer yang lain secara berulang-ulang. Kemudian secara hati-hati sampel susu dituangkan kedalam gelas ukur melalui dindingnya agar tidak berbentuk buih. Laktodensimeter dicelupkan kedalam sampel susu secara perlahan-lahan, biarkan timbul dan ditunggu sampai Laktodensimeter berhenti bergerak, lalu baca skala yang tertera. Kemudian ukur suhu sampel susu dengan termometer, ulangi prosedur diatas tersebut 2-3 kali, angka yang diperoleh lalu dirata-ratakan. Cara menghitung sampel usu dengan :
BJ =
Pengukuran kadar bahan kering metodanya adalah keringkan cawan dan tutupnya dalam oven (1020C) selama 10 menit. Setelah itu masukkan cawan dalam eksikator sampai suhunya sama dengan suhu kamar. Timbang cawan beserta tutupnya. Masukkan 3 ml sampel susu kedalam cawan timbang kembali cawan yang berisi sampel beserta tutupnya. Masukkan cawan kedalam oven (1020C ± 20C) dan letakkan tutup cawan disamping cawan. Biarkan selama 1 jam. Setelah keluar dari oven masukkan cawan kedalam eksikator setelah cawan dingin, timbanglah cawan beserta tutupnya. Masukkan kembali cawan beserta tutupnya masukkan kembali cawan kedalam oven, keringkan selama 1 jam. Setelah itu dimasukkan kembali kedalam eksikator sampai dingin. Timbang kembali cawan tersebut. Lakukan prosedur tersebut sampai tercapai berat konstan. Perhitungannya :
Kadar Bahan Kering (7o) =
Pengukuran kadar lemak metodanya adalah masukkan 10 ml H2SO4 pekat (dengan pipet otomat 10 ml) kedalam butyrometer. Melalui dinding butyrometer masukkan 10,75 ml sampel secara hati-hati dan 1 ml amil alkohol. Butyrometer disumbat sampai rata, kemudian dikocok dengan arah angka 8 selama 3-5 menit. Setelah terbentuk warna ungu tua sampai kecoklatan, masukkan butyrometer kedalam sentrifus selama 5 menit. Kemudian masukkan butyrometer kedalam penangas air dengan suhu 650C selama 5 menit. Setelah itu baca skala yang tertera pada butyrometer, skala tersebut menunjukkan persentase kadar lemak.
Pengukuran kadar protein metodanya adalah masukkan 10 ml susu ke dalam erlemeyer 125 ml dan tambahkan 20 ml aquadest beserta 0,4 ml larutan kalium oksalat jenuh dan 1 ml phenopthalein 2%. Diamkan selama 2 menit. Titrasi campuran diatas dengan NaOH 0,1 N sampai mencapai warna standar dibawah ini atau warna merah muda. Setelah warna tercapai tambahkan 2 ml larutan formalin dan titrasi kembali dengan NaOH sampai watrna standar tercapai lagi.  Buatlah titrasi blanko yang terdiri dari : 20 ml aquadest + 0,4 ml larutan kalium oksalat jenuh + 1 ml indikator phenopthalin + 2 ml larutan formalin dan titrasi dengan larutan NaOh, titrasi terkoreksi (formol) yaitu titrasi kedua kurangi titrasi blanko. Faktor untuk susu adalah 1,83 untuk casein 1,63.
Kadar protein (%) = titrasi formol x faktor 1,83
Kadar casein (%) = titrasi formol x faktor 1,63
Kadar N (%) =





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



Pengukuran Berat Jenis

Setelah melakukan semua prosedur kerja pengukuran berat jenis didapat hasil sebagai berikut :
  1. berat jenis I     = 1,027
  2. berat jenis II    = 1,027
  3. berat jenis III  = 1.027
1,027 + 1,027 + 1,027  =  1,027
                  3
Jadi rata-rata berat jenis susu yang kami dapat dalam praktikum ini adalah 1,027
Susu didefenisikan sebagai suatu yang tidak dikurangi atau ditambahkan sesuatu apapun pada komponennya. (Siregar, R.S. 1994). Metode pengukuran berat jenis bertujuan untuk melihat keadaan kadar berat jenis dalam susu. (Wiliam.G. 1993)


Pengukusan Kadar Bahan Kering

Dari praktikum ini di dapat G1 ( berat cawan ) adalah 14,63, sedangkan berat cawan ditambah sample (G2) adalah 16,59, dan berat cawan dengan bahan kering (G3) adalah 14,879. Jadi :
  1. G1 = 14,63
  2. G2 = 16,59
  3. G3 = 14,879

Untuk mencari kadar bahan kering menggunakan rumus kadar bahan kering yaitu:
Kadar bahan kering (%) = (G3 + G1) X 100
                                           (G2 + G1)
                                       = (17,57 - 14,70) X 100
                                          (17,99 - 14,70)
                                       = 2.87 X 100
                                          3,29
                                       = 8,72%
Jadi kadar bahan kering pada susu yang kami dapat pada saat praktikum adalah 8,72 %.


Pengukuran Kadar Lemak dengan Metode Gerber

Hasilnya adalah batas antara lemak (cairan jernih) dengan campuran (Ungu-cokelat) terdapat batasan. Air susu dihasilkan melalui proses sekreturit sejati. Bagian awal air susu sapi pada suatu pemerahan mengandung lemak kadar rendah, kira-kira 1% (Mozes.R.T. 1986). Susu terdiri dari air dan bahan kering terdiri dari bahan kering tanpa lemak, lemak, proein, laktosa, mineral-mineral, dan vitamin. (Girisonta. 1980)


Pengukusan Kadar protein

Dengan metode titrasi formol hasilnya adalah :
Titrasi formol  = 0,55 – 0,05
                        = 0,5 ml
Kadar protein(%)        = 0,05 x 1,83
                                    = 0,915 ml
Kadar casein (%)         = 0,5 x 1,63
                                    = 0,815 ml

Jadi kadar formol = 0,5 ml, kadar protein = 0,915 ml, dan kadar casein = 0,815 ml, susu mempunyai kolostrum yang terdiri dari protein dan lemak, yang mengandung bahan-bahan antibodi yang melindungi ketahanan tubuh terhadap penyakit. (Ida Bagus.D. 1993)
Susu ditambahkan dengan aquadest ditambahkan kalium oksalat ditambahkan phenolepthaline warna tetap, dititrasikam lalu ditambah NaOH 0,1 N menjadi merah muda ditambahkan titrasi NaOH menjadi warna agak merah muda.
























KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Dari praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan komposisi susu dapat diketahui dari perhitungan kadar berat jenis, bahan kering, pengukuran kadar lemak, pengukuran kadar protein.


Saran

Dari praktikum yang dilaksanakan diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat dan dikembangkan dalam bentuk tulisan sebagai bahan perbandingan dan acuan untuk perbaikan yang akan datang.
















DAFTAR PUSTAKA

Ida Bagus.D. 1993. Sapi Perah. Fakultas Peternakan Universitas Udayana.

Girisonta, 1980. Beternak Sapi Perah. Penerbit Kanisus. Yogyakarta.

Mozes. R.T. 1986. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

William.G. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Madha University Press. Yogyakarta.

Mozes.R. 1977. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.

Siregar.R.S. 1994. Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.






























DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI
I.       PENDAHULUAN
            Latar Belakang
            Tujuan dan Manfaat
II.    TINJAUAN PUSTAKA
III. MATERI DAN METODA
            Waktu dan Tempat
            Bahan dan alat
            Cara Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.    PENUTUP
            Kesimpulan
            Saran
DAFTAR PUSTAKA














LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM
PRODUKSI TERNAK PERAH

PEMERIKSAAN KOMPOSISI SUSU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar